Kehamilan erat hubungannya dengan anemia. Bila tidak cepat ditangani, anemia dapat berpengaruh buruk terhadap ibu hamil.
Salah satu penyebab tidak langsung kematian ibu hamil, adalah anemia. Kondisi ini banyak ditemukan pada wanita hamil, terutama anemia yang disebabkan defisiensi zat besi. Prevalensinya cukup tinggi di negara berkembang. Di Indonesia, tercatat ada 70% wanita hamil yang menderita anemia defisiensi zat besi, terutama pada wanita hamil dengan hemoglobin kurang dari 12 g/dl saat dilakukan pemeriksaan.
"Sebagian besar anemia pada ibu hamil, adalah karena kekurangan zat besi", kata dr. Tofan Widya Utami, SpOG dari Departemen Obstetri dan Ginekologi RSCM/FKUI. Kebutuhan zat besi selama kehamilan akan meningkat, karena tubuh membutuhkan lebih banyak darah. Seringkali makanan saja tidak dapat mencukupi kebutuhan zat besi pada wanita hamil. Karenanya, wanita hamil harus lebih memperhatikan zat dan gizi yang terkandung dalam makanan; terutama mengonsumsi makanan yang kaya akan zat besi.
Zat besi yang adekuat sangat penting, untuk pembentukan sel-sel darah merah yang sehat. Juga untuk kebutuhan janin dan peningkatan luas dalam volum darah ibu. Bayi yang sedang tumbuh, mengambil semua zat besi yang dibutuhkan dari tubuh ibu, tanpa mempedulikan berapa banyak yang dimiliki ibunya. Oleh karena itu, kehamilan sangat berhubungan dengan anemia defisiensi zat besi.